Kediri — Jelang bergulirnya kompetisi Liga 4 musim 2025/2026, situasi di tubuh Inter Kediri tengah memanas. Persiapan yang terbilang mepet membuat sejumlah keputusan penting, termasuk penunjukan Pelatih Kepala, menjadi topik panas dalam beberapa rapat internal yang digelar oleh Komite Eksekutif (Exco) PSSI Kota Kediri. Hingga pertengahan Oktober ini, belum juga ditemukan kesepakatan final mengenai siapa yang akan menahkodai tim kebanggaan Kota Kediri tersebut.
Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah nama kandidat pelatih kepala mulai mencuat ke permukaan. Di antaranya RD, DS, dan AF, serta beberapa sosok lain yang disebut-sebut telah melakukan komunikasi intens dengan Ketua PSSI Kota Kediri, Tomi Ari Wibowo. Meski demikian, tarik ulur pendapat di kalangan Exco masih terus terjadi, terutama terkait kriteria dan arah pembinaan tim untuk musim mendatang.
Ketua PSSI Kota Kediri, Tomi Ari Wibowo, menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen penuh untuk memajukan sepak bola di wilayahnya. Ia menilai bahwa dinamika dalam proses penunjukan pelatih merupakan bagian dari upaya mencari sosok terbaik bagi tim. “Sepak bola merupakan pemersatu masyarakat Kediri. Mari kita bersama-sama memajukan kualitas permainan tim sepak bola Kota Kediri agar bisa berprestasi lebih tinggi,” ujar Tomi saat dikonfirmasi, Kamis (16/10/2025).

Di sisi lain, perdebatan di internal Exco semakin menguat setelah muncul usulan agar posisi pelatih kepala diisi oleh sosok muda asal Kediri sendiri. Bambang, salah satu anggota Exco, menilai bahwa ini adalah momen tepat untuk memberikan kesempatan kepada pelatih lokal berlisensi B yang memiliki semangat berkembang dan loyalitas tinggi terhadap kota ini. “Kami berharap pelatih baru berasal dari Kediri sendiri, punya lisensi B, dan mau bekerja keras meski dengan gaji tidak besar. Yang penting diberi kesempatan untuk membangun tim dari bawah dengan pemain binaan PSSI Kota Kediri,” tegasnya.
Pandangan ini didukung sebagian pihak yang menginginkan arah pembinaan jangka panjang bagi Inter Kediri, bukan sekadar hasil instan. Namun, ada pula yang berpendapat bahwa menghadapi kompetisi Liga 4 yang semakin kompetitif, tim membutuhkan pelatih berpengalaman dengan jam terbang tinggi, agar mampu bersaing dan menembus level nasional.
Situasi semakin menarik setelah beredar kabar bahwa beberapa kandidat luar daerah juga siap bergabung dengan membawa konsep modern dalam strategi permainan. Namun, hal ini kembali menuai pro dan kontra di internal Exco, terutama terkait besarnya biaya kontrak dan kesiapan manajemen dalam menopang kebutuhan tim secara finansial.
Sementara itu, Sehat, salah satu anggota Exco lainnya, menilai bahwa persoalan utama bukan hanya siapa pelatihnya, tetapi bagaimana membangun sistem pembinaan pemain yang konsisten. “Pelatih penting, tapi sistem juga harus dibenahi. Kita punya banyak talenta muda di Kediri. Jika manajemen dan pembinaan jalan, siapa pun pelatihnya akan terbantu,” ujarnya.
Dengan waktu persiapan yang semakin sempit dan Liga 4 diperkirakan mulai bergulir pada akhir tahun ini, manajemen PSSI Kota Kediri dituntut segera mengambil keputusan tegas. Dukungan dari berbagai pihak, baik internal maupun masyarakat sepak bola Kediri, diharapkan dapat mempercepat proses tersebut.
Apapun hasilnya, publik Kediri menantikan keputusan final yang bisa membawa Inter Kediri tampil solid dan berkarakter di kompetisi mendatang. Penunjukan pelatih kepala bukan sekadar soal nama besar, tetapi juga tentang visi, dedikasi, dan keberanian membangun sepak bola Kediri menuju level yang lebih profesional dan berprestasi.